Menu Close

Di Misa Rabu Abu, Romo Yuyun Beberkan Makna Puasa, Pantang, dan Sedekah

PRINGGOLAYAN – Vikaris Paroki Pringgolayan, Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto Pr memimpin misa Rabu Abu di Gereja Santo Paulus Pringgolayan, Selasa (4/3/2025) petang.

Dalam khotbahnya, Romo Yuyun (panggilan Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto) membeberkan makna dari puasa, pantang, dan sedekah.

Romo mengacu pada Surat Gembala Prapaskah Uskup Agung Semarang 2025. Dalam Surat Gembala itu juga dijelaskan mengenai peraturan Puasa dan Pantang Tahun 2025.

“Hari Puasa tahun 2025 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 5 Maret 2025 dan Jumat Agung tanggal 18 April 2025. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Agung” demikian isi dari peraturan tersebut.

Sedangkan yang dimaksud dengan berpuasa adalah makan hanya sekali saja dalam sehari pada hari Rabu Abu dan hari Jumat Sengsara dan Wafat Tuhan.

“Peraturan ini apakah boleh dimodifikasi? Tentu boleh. Misalnya saja, jumlah hari untuk puasa ditambah, tidak hanya Rabu Abu dan Jumat Agung saja, itu boleh-boleh saja,” terang Romo Yuyun.

Romo memberi contoh jika ada umat yang sudah terbiasa puasa Senin Kamis. Maka kebiasaan yang sudah berjalan baik itu agar tetap dijalankan.

Artinya, umat mau puasa Senin, Rabu Abu dan Kamis, serta minggu berikutnya Senin, Kamis dan seterusnya tidak menjadi masalah.

Bahkan apabila jika ada umat yang ingin berpuasa 40 hari penuh, itu juga diperbolehkan. Asalkan, pada hari Minggu umat harus istirahat atau tidak puasa.

“Hari Minggu itu waktunya istirahat dan umat harus makan tiga kali sehari,” tutur Romo Yuyun.

Selain itu, Romo juga menjelaskan alasan umat Katolik harus menjalankan puasa, pantang, dan sedekah.

Menurut Romo, dengan puasa dan pantang maka kita sedang mengungkapkan cinta kita kepada alam sekitar.

“Kita tidak makan daging ayam atau daging sapi, maka hewan-hewan itu tidak disembelih. Peternak tidak merumput, maka rumput-rumput menjadi lebih banyak dan lebih hijau lingkungannya,” terang Romo Yuyun.

Sementara itu, dengan sedekah, maka kita mengungkapkan rasa cinta kepada sesama umat manusia.

Sedangkan dengan sembahyang, maka kita mengungkapkan rasa cinta kita kepada Tuhan.

Penulis: Albertus Aditya Kurniawan (Litbang Paroki Pringgolayan)

Loading

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *