Paskah dan Harapan Hidup Baru
8 April 2024 oleh Athanasia Dianri Susetiya Putri, M.Psi. Psikolog
Editor: Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto, Pr.
Di masa Paskah, kita mengenangkan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Melalui perhentian-perhentian Jalan Salib yang dilakukan di masa Pra Paskah, tergambar jelas betapa beratnya penderitaan yang ditanggung Yesus demi menyelamatkan umat manusia dari dosa. Begitu berat dan mencekamnya siksaan yang dialami Yesus membuat para murid tak hanya meninggalkan-Nya, namun juga merasa cemas, takut, dan ragu untuk terus mewartakan kerajaan Allah. Namun, kebangkitan Yesus di hari ketiga merupakan kabar gembira yang menumbuhkan kembali semangat, harapan, dan keberanian para murid-Nya sebagai penyaksi dan pewarta iman. Bertolak dari masa sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus, kita dapat melihat bagaimana hal baik menyertai kesulitan dan kepedihan atau yang biasa dikenal dengan kiasan ‘blessing in disguise’. Keyakinan akan hal ini dapat menumbuhkan harapan kita dalam menjumpai berbagai rintangan dalam keseharian.
Menilik dari Alkitab, rupanya harapan tak hanya berarti menantikan kedatangan seseorang atau adanya sesuatu yang menyenangkan di masa depan, namun juga mengandung unsur ‘kepercayaan’ atau rasa percaya (Bible Study Tools, 2024). Hal ini selaras dengan Hope Theory yang mendefinisikan harapan sebagai pemikiran yang mengarah pada tujuan yang hendak dicapai dan termotivasi untuk mewujudkannya. Terdapat tiga unsur dalam harapan, yaitu adanya tujuan, memiliki strategi-strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan termotivasi untuk meraihnya (Snyder dkk., 1991). Harapan akan mendatangkan berbagai manfaat, baik dalam aspek fisik, psikologis, maupun sosial. Dalam hal fisik, seseorang yang memiliki harapan cenderung lebih sehat secara fisik, memiliki kualitas tidur yang lebih baik, dan rendahnya risiko mengalami penyakit kronis (Pedersen, 2022). Sementara itu, dalam aspek psikologis, harapan akan menurunkan kecemasan dan perasaan tertekan, memunculkan perasaan memiliki tujuan dan makna hidup, meningkatkan kepuasan hidup, dan mendorong tumbuhnya emosi-emosi positif (Michael, 2000; Pedersen, 2022; Roesch & Vaughn, 2006). Berbagai emosi positif yang dirasakan akan meningkatkan kualitas relasi sosial yang dijalin(Pedersen, 2022; Rand & Cheavens, 2012). Selain itu, seseorang yang penuh harapan cenderung melihat situasi penuh tekanan sebagai tantangan alih-alih ancaman sehingga cenderung lebih berhasil mencapai tujuan (Erez & Isen, 2002; Lazarus & Launier, 1978).
Sayangnya, harapan seringkali disalahartikan sebagai ekspektasi, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Harapan diartikan sebagai keinginan akan suatu hal dengan tetap bersikap terbuka terhadap apa yang sebenarnya akan terjadi sementara ekspektasi bersifat lebih kaku dan melekat terkait dengan apa yang diduga akan terjadi. Unsur kelekatan dari ekspektasi inilah yang dapat memunculkan berbagai dampak negatif ketika apa yang diinginkan tak terealisasi (Theodorou, 2018; Yang, 2022).
Mengingat berbagai dampak positif yang dimunculkan oleh harapan, alangkah baiknya apabila kita berusaha untuk menumbuhkannya, terlebih karena harapan itu sendiri dapat dikatakan sebagai keterampilan yang bisa dipelajari. Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain (Rice, 2022):
- Tentukan tujuan yang tinggi, namun tetap realistis;
- Anggap tujuan sebagai tantangan yang menumbuhkan antusiasme;
- Bersikap fleksibel dan kreatif terhadap situasi yang ditemui. Persiapkan strategi-strategi untuk mengatasi hambatan yang mungkin dijumpai;
- Tingkatkan motivasi. Refleksi diri mengenai kekuatan yang dimiliki dan pencapaian-pencapaian yang telah diraih;
- Konsisten;
- Merinci tujuan menjadi target atau tugas harian yang perlu dilakukan;
- Gunakan humor. Ketika harapan dirasa memudar, lakukan hal yang membuat tertawa karena tawa terbukti dapat meningkatkan harapan (Vilaythong dkk., 2006), dan;
- Dapatkan kekuatan dari berbagai sumber, misalnya membaca ayat Kitab Suci dan membaca atau mendengarkan kisah inspiratif orang lain.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan harapan. Agar dalam berpengharapan kita tak terjebak dalam ekspektasi yang melekat, ada baiknya optimisme dibarengi dengan sikap terbuka terhadap apapun yang akan terjadi. Dengan keyakinan bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik, kita bisa melepaskan kelekatan dengan apa yang kita inginkan akan terjadi. Semoga di masa Paskah ini kita mampu memaknai wafat dan kebangkitan Yesus dengan harapan hidup baru.
Referensi
- Bible Study Tools. (2024). Baker’s evangelical dictionary of biblical theology – hope. Salem Media Group. https://www.biblestudytools.com/dictionary/hope/#google_vignette
- Erez, A., & Isen, A. M. (2002). The influence of positive affect on the components of expectancy motivation. Journal of Applied Psychology, 87(6), 1055-1067.
- Lazarus, R. S. & Launier, R. (1978). Stress-related transactions between person and environment. In L. A. Pervin & M. Lewis (Eds.), Perspectives in interactional psychology. New York, NY: Plenum Press.
- Michael, S. T. (2000). Hope conquers fear. In C. Richard Snyder (Ed.), Handbook of hope: Theory, measures, and applications. London, UK: Academic Press.
- Pedersen, T. (2022, September 26). Why is hope so important? PsychCentral. https://psychcentral.com/blog/the-psychology-of-hope
- Rand, K. L., & Cheavens, J. S. (2012). Hope theory. In S. J. Lopez & C. R. Snyder (Eds.), The Oxford Handbook of Positive Psychology. London, UK: OUP.
- Roesch, S. C., & Vaughn, A. A. (2006). Evidence for the factorial validity of the Dispositional Hope Scale. European Journal of Psychological Assessment, 22(2), 78-84.
- Snyder, C. R., Harris, C., Anderson, J. R., Holleran, S. A., Irving, L. M., Sigmon, S. T., Yoshinobu, L., Gibb, J., Langelle, C., & Harney, P. (1991). The will and the ways: development and validation of an individual-differences measure of hope. Journal of personality and social psychology, 60(4), 570–585. https://doi.org/10.1037//0022-3514.60.4.570
- Theodorou, E. D. (2018, September 16). Expectations: the root of all unhappiness. Theodorou Therapy LLC. https://theodoroutherapy.com/2018/09/16/expectations-the-root-of-all-unhappiness/
- Vilaythong, A.P., Arnau, R.C., Rosen, D., & Mascaro, N. (2006). Humor and hope: Can humor increase hope? Humor, 16(1). https://doi.org/10.1515/humr.2003.006
- Yang, N. (2022, May 6). What’s the difference between an expectation and a hope? Emotional ICU. https://www.emotionalicu.com/blog/difference-between-hope-and-expectation
Sumber Gambar:
- https://www.pexels.com/photo/people-standing-in-front-of-candles-2966955
- https://pixabay.com/photos/cross-christ-faith-god-jesus-2713353
- https://pixabay.com/photos/woman-praying-believing-god-person-571715
Tentang Penulis
Athanasia Dianri
Leave a Reply