Religiusitas dapat Memengaruhi Kesehatan Fisik? Ini Dia Caranya

20 April 2024 oleh Athanasia Dianri Susetiya Putri, M.Psi. Psikolog

Editor: Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto, Pr

Pada 7 April lalu, dunia memperingati Hari Kesehatan Sedunia, yang menekankan pentingnya kesehatan yang baik untuk semua orang. Jika berbicara soal cara menjaga kesehatan tubuh, yang otomatis terlintas di benak kita adalah pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan olahraga yang teratur. Namun, ternyata kesehatan fisik tak terlepas dari kesehatan mental. Keduanya saling memengaruhi satu sama lain (Bhandari, 2023; Kilkus, 2022; Watson, 2021). Apabila dilihat lebih dalam lagi, ternyata kedua hal ini dipengaruhi oleh religiusitas (Koenig, 2012). 

Menurut penelitian, religiusitas dapat memengaruhi kesehatan tubuh melalui beberapa cara, yaitu:

  • Psikologis

Dalam hal psikologis, religiusitas memfasilitasi untuk dapat merespon situasi sulit secara tepat sehingga mampu menemukan makna di balik peristiwa sulit yang dialami. Hal ini mendukung kesehatan mental yang ditandai dengan rendahnya emosi negatif seperti stres dan kecemasan serta meningkatnya emosi positif.. Saat mengalami emosi positif, tubuh memproduksi hormon-hormon kebahagiaan seperti dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin. Hormon-hormon tersebut dapat memengaruhi sistem kerja tubuh sehingga risiko mengalami penyakit kronis menjadi menurun serta kecenderungan mempraktikkan pola hidup dan relasi yang sehat akan meningkat (Dfarhud, dkk., 2014; Koenig, 2012; Watson, 2021).

  • Sosial

Religiusitas juga berkaitan dengan dukungan sosial dan relasi yang lebih hangat dengan sesama. Hal ini disebabkan religiusitas mengajarkan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, seperti kejujuran, keberanian, kemurahhatian, kerendahhatian, pemaafan, kesabaran, dan nilai-nilai lain yang mengokohkan fondasi relasi. Tak hanya mengajarkan, religiusitas juga memberikan kesempatan bagi kita untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Mendapat dukungan dari relasi yang dijalin dapat memunculkan perasaan bahagia yang ditandai dengan diproduksinya hormon oksitosin sehingga tubuh menjadi lebih sehat. Selain itu, melalui relasi ini pula, informasi mengenai kesehatan akan lebih mudah didapatkan (Dfarhud dkk., 2014; Koenig, 2012).

  • Kebiasaan sehat

Religiusitas juga memengaruhi kesehatan fisik kita melalui kebiasaan sehat yang kita lakukan. Hal ini disebabkan religiusitas mendorong kita untuk menjauhkan diri dari perilaku yang dapat merusak tubuh dan menerapkan kebiasaan yang lebih sehat. Nyonya Baines, seorang dengan usia tertua kedua di dunia yang tercatat di Guinness Book of World Records, dalam wawancaranya di usia yang ke 112 tahun mengatakan bahwa ia tak tahu mengapa ia bisa berumur panjang, ia hanya menjaga dirinya sesuai dengan yang diinginkan Tuhan (Koenig, 2012). Hal ini mengingatkan kita pada suatu ayat di 1 Korintus 6:19 yang berbunyi “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”.

Itulah beberapa cara bagaimana religiusitas berperan terhadap kesehatan fisik kita. Mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing apakah kita sudah mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus dalam merespon situasi sulit, bersosialisasi, dan membangun kebiasaan? Kiranya Tuhan berkenan menyertai kita dengan Roh Kudus agar kita dapat senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai ke-Katolik-an dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal psikologis, sosial, dan kebiasaan sehat.

Referensi:

Sumber Gambar:

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024
Gereja Katolik Paroki Santo Paulus Pringgolayan